Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 November 2020

Adat Melayu Riau dan Kepulauan Riau yang ga banyak diketahui orang

 

Adat Aqigah

            Biasanya upacara tradisional ini untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Melayu diadakan dengan mengundang kerabat dekat dan tetangga dengan jamuan makan bersama. Berbagai macam upacara adat yang terdapat di dalam masyarakat Melayu merupakan cerminan bahwa semua perbuatan telah diatur oleh tata nilai luhur. Tata nilai luhur tersebut diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

 

Adat cukur rambut

            Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak. Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut kepada ketentuan bersempana memberi nama anak pada saat upacara pencukuran rambut. Bersebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya pula ketika anak telah pandai berjalan.

 

Adat turun mandi

            Adat timbang mandi dilakukan ketika anak telah berumur seminggu. Anak yang baru lahir ini ada yang menyebutnya bayi , tapi juga ada yang menyebutnya upiang. Dalam upacara turun mandi ibu dan bayi dibawa ke sungai atau perigi. Di situ ibu dan bayi dimandikan bidan. Di antaranya ada juga yang memandikan ayam setelah ibu dan bayi dimandikan. Ada pula yang menghanyutkan puntung, memasukkan lading ke dalam air, memanam keladi pada tepian tersebut.

 

Adat turun tanah (pijak tanah)

            Dilakukan pada waktu pagi yaitu pada bayang-bayang 10 langkah panjangnya. Jika upacara itu dilakukan secara besar-besaran, bayi akan di arak ke tepi sungai atau ke tanah lapang dihadapan rumah. Bomoh dan bidan bertindak sebagai ketua melakukan upacara. Api dihidupkan untuk membakar rumput pahit atau daun perawas kering apabila dibakar dan asapnya naik ke udara untuk keselamatan bayi itu.

 

Adat bertindik

            Bertindik dilakukan khusus pada anak perempuan. Biasanya dilakukan saat usia anak sebelum 40 hari. Ini dimaksudkan karena pada usia tersebut telinga si anak masih lembut dan lebih cepat sembuh jika dibandingkan setelah umur tersebut.

            Namun tradisi tersebut hamper hilang . Saat ini tradisi tindik tidak tergantung lagi dari waktu dan umur si anak. Di beberapa remaja putri, ada sebagaian dari mereka belum ditindik, dan biasanya tindik dilakukan tergantung keinginan sang anak.

Adat Bersunat

            Adat Sunat Melayu bisa ke Perempuan dan begitu juga ke Laki-Laki. Adat ini diambil dari syariat islam yang mewajibkan anak laki-laki islam untuk disunat dan begitu juga untuk perempuan. Oleh sebab itu bersunat adalah sebuah keharusan yang tidak dapat ditolak atau ditunda apabila telah sampai waktunya

Adat atau upacara adat Meti Tanah

            Meti Tanah merupakan prosesi upacara adat yang dilakukan masyarakat ketika hendak mendirikan bangunan rumah. Kepercayaan ini didasari oleh masyarakat tentang kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Di dalam ajaran animisme setiap benda-benda di bumi memiliki roh dan jiwa, benda-benda dibumi itu seperti gunung, sungai, batu ini memiliki kekuatan yang bisa memberikan kebaikan dan keburukan maka dari itu manusia memberikan persembahan dan pengorbanan. Sedangkan didalam ajaran dinamisme tiap-tiap benda memiliki ruh disamping

Adat kemalangan/ adat kematian

            Jika terjadi kemalangan/kematian maka masyarakat setempat menjenguk ke tempat yang terjadi kemalangan, untuk laki-laki menyumbang uang sedangkan perempuan membawa beras dan telur untuk yang tertimpa kemalangan. Teruntuk datuk/penghulu yang meninggal dicarikan penggantinya

Tidak ada komentar: