Adab adalah:
•
Dasar pemikiran dan perenungan segala hal
•
Menghasilkan perilaku baik setiap individu maupun kelompok
dalam kehidupan orang Melayu Riau ketika berinteraksi dengan diri sendiri,
sesama pendukung kebudayaan Melayu maupun dengan pihak lain.
•
Ruang
lingkup:
kebaikan pada diri sendiri & orang lain
•
Sebagai satu kesatuan perilaku, bukan bagian2 dari satu
keadaan tertentu.
•
Tidak baik = tidak beradab.
Bahasa
Arabà
Ø Sesuatu yg halus, lembut,
Ø Berkaitan langsung dengan etika dan
sosial.
Ø Adab à tata krama, etika, moral, sifat baik,
akhlak ataupun jiwa.
Ø Mengarah kepada pengertian sastra.
Ø Sesuatu yg dapat dilihat dari sosok seseorang àgestur
Ø Sesuatu yg tidak tampakà tata krama, etika
Ø Seseorang mudah melihat bagaimana
seseorang makan yg disebut adab makan, tetapi dapatkah kita melihat bagaimana
seseorang berpikir
Ø Adab = penggunaan akal pikirannya dan
hati
Proses
Adab
• Adab
tidak mengenal susunan tertentu yg harus dilakukan seseorang.
• Dalam
tahap pembelajaran hal ini memang memungkinkan disebutkan, misalnya seorang
ibu-bapa mengajarkan anaknya cara duduk yg baik.
• Tetapi...
• Adab adalah bagaimana seseorang
melakukan interaksi yang selalu memunculkan suatu sikap tanpa disadarinya atau
di bawah ambang sadar.
• Adab
adalah perkara pelaksanaan terhadap sesuatu yang tampak alamiah (tulus, ikhlas)
• Adab à Orang Patut
Proses adab
menuju Orang Patut
•
Pengetahuan
•
Sikap
•
tindakan
•
Wibawa
•
Marwah
•
Kesadaran
diri
•
Tulus
•
ikhlas
•
Orang
pantut
Yang Mempengaruhi
Adab
• Keadaan
pribadi maupun lingkungannya:
• geografi,
• sosial,
• ekonomi,
• politik,
dan
• agama
maupun kepercayaan.
Bisa berlaku pada suatu kelompok atau individu dalam suatu
kelompok
Yang mempengaruhi adab
• Tumpukan
pengalaman: menjadi “bekal”
bagi diri untuk berhadapan dengan
keadaan kelompok dalam ruang waktu &
tempat yg berbeda.
• Manusia terus berkembang
anak-anak à remaja à dewasa à tua
• Adab
seorang anak dalam berbagai kesempatan, diharapkan akan semakin baik seiringan
dengan perkembangan usianya
Melayu: Bancuhan adat dan Islam
• Aktivitas
pribadi dan kelompok dapat
dibaca dengan mengamati kehidupan kelompok atau melalui segala hal yg mereka
tinggalkan berupa perkakas kehidupan & tulisan.
• Melayu
Riau mengidentikkan diri sebagai
Islam.
• Perilaku
keseharian dapat dibaca dari masa lampau;
• Islam
menjadi amat terpenting dalam kehidupan mereka.
• Islam masuk dalam suatu sistem kemasyarakatan
setelah abad ke-14,
• Pengislaman
dari elit kekuasaan Melayu.
Ada
kemungkinan bawaan-bawaan perilaku sebelum Islam masih tersisa dalam diri Melayu Riau, kemudian
disingkronkan dalam perilaku Islam
Pengaruh Islam
• Cara
penyebaran Islam di nusantara, juga tidak terlepas dari keadaan demikian.
• Cukup
banyak keadaan pra-Islam yang kemudian diislamkan. Dalam tradisi Melayu Riau
misalnya, membakar kemenyan merupakan tradisi yang bersumber dari masa yang
jauh dengan maksud menghadirkan roh yang sudah mati.
• Tetapi
Islam tidak melarang hal semacam itu dengan serta merta, tetapi mengalihkan
tujuan pembakaran sebagai upaya mengharumkan ruangan.
• Kemenyan
pun diganti dengan kayu cendana dst.
• Produk dari pribadi dan kelompok
budaya Melayu Riau senantiasa merupakan bancuhan antara tradisi yang sudah ada
sebelumnya dengan keislaminisme.
• Cara
individu merespon keadaan, senantiasa menimbulkan berbagai variasi, begitu juga
antara pribadi yang satu dengan pribadi lain, antara pribadi dengan kelompok,
dan antara kelompok dengan kelompok lainnya.
Islam dan Melayu
• Produk aktivitas khas Melayu Riau
berinti pada bancuhan antara tradisi dan Islam;
• Sebuah
produk tidak serta-merta dapat dikatakan sebagai islaminisme, demikian pula sebaliknya.
• Segala yg dihasilkan Melayu Riau,
tidak serta-merta sebagai sesuatu yg Islam, tetapi tidak bertentangan dengan Islam.
• Dialog kreativitas “melebarkan”
sayap bagi kreativitas di luar tradisi dan Islam itu sendiri.
• Ini
tentu dengan batasan sejauh mana ihwal
dunia diperbincangkan, sedangkan masalah akhirat tidak mungkin dikompromikan
dengan apa dan dalam bentuk apa pun.
Dengan Sengaja Melayukan Diri
(Dasar pemikiran dan perenungan)
Ruang
lingkup:
• kebaikan
pada diri sendiri dan
• Kebaikan pada orang lain,
• Sebagai satu kesatuan perilaku, bukan
bagian2 dari satu keadaan
tertentu.
• Tak baik = tak beradab
• Olahpikir dan perasaan è mengkristal sebagai perilaku baik secara
pribadi maupun kelompok.
•
Diwujudkan
melalui usaha dengan sengaja melayukan diri yang sekaligus menjadi nama
kelompok masyarakat Melayu Riau
Me-layu-kan diri
• Menjadikan diri layu, tidak
dapat dilakukan dengan mudah,
• Menjadi layu mesti diawali keadaan tidak layu (segar). Bukankah proses menjadi segar itu,
memerlukan aktivitas. Seseorang yang menjadikan dirinya terlihat tidak kaya,
bukankah ia sendiri sebenarnya kaya.
• Tidak
masuk akal kalau seseorang yang berusaha memperlihatkan dirinya tidak kaya,
padahal ia sendiri tidak kaya.
Adab
Melayu Riau:
• Seseorang yang pandai, tidak
memperlihatkan kepandaiannya.
• Orang
berkuasa tidak memperlihatkan kekuasaannya.
• Orang yang kuat tidak memperlihatkan kekuatannya.
• Seorang kaya memperlihatkan dirinya
sederhana. Dst.
Sifat merendahkan diri dilakukan sengaja, bersumber dari dalam diri, bukan karena
sesuatu yang datang dari luar.
• Dilakukan atas dasar kesadaran diri
sendiri.
• Kesadaran muncul karena pengalaman
pribadi dan kelompok, tetapi memperkuat filosofi adab yang menjadi tuntunan.
• Dalam
ungkapan itu pun tersimpan suatu kewaspadaan.
• Sebab
sesuatu yang segar, kemudian dengan sengaja melayukan diri, tetap memiliki
catatan tersendiri. Berbagai kemungkinan negatif dengan sendirinya menjadi
perhatian.
•
Melayukan
diri, bukan berarti menista diri, sebab keadaannya yang asas yakni segar atau
sejenis dengan hal itu, tidak dikurangi sedikit pun
Lemah Lembut
Apalah tanda batang mengkudu Daunnya rimbun sela-menyela Apakah tanda orang Melayu Bersopan santun hidup sederhana Apalah tanda pisang berbuah Putiknya tampak menjulur pandan Apakah tanda orang bertuah Hidupnya tetap dalam pertengahan Apa tanda pasang menyenak Airnya naik mudik ke hulu Apalah tanda orang yang bijak Hidup sederhana ia tak malu Apa tanda kayu cendana Bila diasah dibuat obat Apa tanda Melayu sederhana Hidupnya setara dunia akhirat |
•
Ihwal lemah-lembut tercermin dari perkataan
dan perbuatannya. Mukanya harus selalu tampak tersenyum atau air muka tidak
menantang, tetapi tidak pula menimbulkan tanda tanya kegusaran. Ini juga
terlihat dari cara ia berjalan dan berbicara, melahirkan sikap sopan-santun. •
Akan lebih mengesankan karena semuanya itu ia
lakukan dengan sederhana, senantiasa cukup dengan apa yang diperolehnya
(berpada-pada). Tetapi semuanya itu, tidak mungkin diucapkan untuk dirinya
sendiri melainkan sebagai refleksi
saat memperkatakan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh pendukung Melayu
Riau sekaligus membuat ciri-ciri pendukung kebudayaan Melayu Riau. Perhatikan
ungkapan tradisional Melayu Riau di bawah ini: |
Sikap
Berpada-Pada
Siapa hidup berlebih-lebihan di situlah tempat bersarang setan. Siapa hidup bermegah-megah di situlah tempat tercampak marwah. Apabila terlalu bermewah-mewah timbullah sifat gah dan serakah. Apabila hidup mabuk dunia Di akhirat badan celaka. |
Dalam untaian ungkapan lain, sikap berpada-pada amat ditonjolkan
dengan memperkatakan akibat dari cara hidup berlebih-lebihan. |
Kesabaran Orang
Melayu
• Cuma
memang, untuk sampai tahap seperti diungkapkan di atas, Melayu Riau, dikenal
amat lamban. Tetapi bila menyadari filosofis yang membayanginya, kenyataan itu
dapat diterjemahkan sebagai suatu sikap sabar, sementara kesabaran sesungguhnya
tidak ada batasnya. Sehingga jika terlihat adanya konflik horizontal yang
melibatkan Melayu Riau, itu karena mereka tak mampu lagi menahan kesabaran.
• Hal
itu biasanya terjadi apabila marwah mereka berupa pembelaan terhadap agama dan
budaya. Cakupannya apa saja, termasuk dalam mempertahankan diri, semisal harta
yang terampas secara berkelompok yang sekaligus membayangkan mereka terusir
dari tanah sendiri. Selanjutnya, patut pula disadari bahwa pada tahap tertentu,
bukankah dalam Islam, mempertahankan diri baik harta maupun negeri bernilai
jihad? Sampai pada tahap itu, orang Melayu secara umum—tentu saja Melayu
Riau—mengenal apa yang diistilah dengan “amuk”.
Mahathir menulis:
• Sipatnya
yang pemalu, yang merendah diri itu telah berubah. Dia sekarang menjadi
harimau—kejam, tidak berperasaan dan mau menusnahkan semua….Akan tetapi
peralihan dari orang Melayu yang sopan-santun dan merendahkan diri kepada
pengamuk itu selalunya merupakan proses yang sangat perlahan. Proses ini sangat
perlahan sehingga kadang-kadang peralihan itu tidak berlaku langsung (langsung
berlaku, pen.).
• Tidak
sedikit orang bertanya, kapan amuk itu pernah terjadi? Untuk menjawab
pertanyaan ini, memadailah disebutkan bahwa pada zaman modern sekarang, amuk
tersebut telah terjadi. Pertikaian etnis di Kalimantan, misalnya Sambas, dapat
dilihat dari konteks ini. Apalagi huru-hara di Kuala Lumpur tahu 50-an yang
menewaskan lebih dari 5.000 jiwa yang sedikit banyaknya melahirkan konsep dasar
ekonomi baru yang mendahulukan pertumbuhan ekonomi puak Melayu. Dalam skala
kecil, di Riau sempat terjadi di Bagansiapi-api dan beberapa kasus lain di
serata Riau. Artinya, potensi itu tetap ada dan kita semualah yang harus
menjaganya agar potensi tersebut tidak meledak.
• Toleh
pula sejarah perlawanan Melayu RFiau terhadap penjajah asing yang dilakukan
sejak awal abad ke-16. Ketika Melaka jatuh ke tangan, masyarakat Siak dan
Bengkalis bergandeng tangan menentang Portugis. Tahun 1520, Nara Singa II,
bahkan memimpin rakyat Indragiri menyerang Portugis di Melaka. Perang silih
berganti menghadang Inggeris, Belanda, Jepang, bahkan sekutu. Sekitar 2.000
orang warga Rengat menjagi korban karena mereka melawan agresi Belanda II.
Penerapan Adab Melayu Riau
Dalam buku “Tatakrama Melayu” oleh Sudaryo Mahyudin dkk.,
dicantumkan sejumlah adab dalam kebudayaan Melayu Riau antara lain sebagai
berikut:
• Adab
Duduk di Lantai
Duduk di lantai, maksudnya
tidak saja di lantai tanpa alas,tapi juga di lantai beralas seperti tikar,
perlak, dan permadani.
Duduk di lantai sebaiknya
bersila ,tenang, dan tidak menggoyang-goyangkan anggota tubuh seperti tangan
dan kaki. Kalaupun bergerak, hendaklah memiliki tujuan.
Tidak baik bila duduk
mencangkung atau menaikan lutut sebelah atau kedua belahnya .
Duduk dengan menjulurkan kaki
pun dinilai kurang sopan, apalagi waktu makan .
Dinilai tidak sopan ,bila
orang Melayu makan sambil mencangkung ,menaikan kaki sebelah atau kedua belah
kakinya ,dan melunjurkan kaki sebelah atau dua belahnya .
Pantang larang sewaktu makan
• Pantang
makan tongkeng ayam, nanti jadi orang pelupa.
• Makan
mencangkung payah mendapat rezeki.
• Makan
dengan kaik melunjur ,akan menjadi orang pemalas.
• Makan
dengan belanga ,nanti dapat anak mukanya hodoh.
• Makan
dengan penyucuk akan dapat penyakit sawan.
• Suka
makan beras mentah ,akan terkena penyakit kuning.
• Makan
kepala ayam,akan mengantuk saat bersanding.
• Makan
telur tembelang ,akan terkena penyakit barah.
• Makan
pada waktu maghrib , makan bersama hantu.
• Makan
tidak basuh pinggan ,alamat lambat dapat menantu.
• Pantang
makan bertindih pinggan,nanti akan beristeri dua.
• Bila
makan di tempat orang kenduri,jangan di capai lauk yang letaknya jauh dari kita
.Ambil lauk yang dekat saja .
• Bila
makan di tempat orang kenduri , tidak boleh banyak meminta .
• Jangan
makan punggung beralas (menyandar) .
• Pantang
makan sambil berjalan . Makan sambil berjalan mendapat penyakit perut.
• Jangan
makan nasi di senduk (centong) ,nanti sulit mendapat rezeki . Menganggkat
hidangan,hendaklah dimulai dengan mengangkat gelas terlebih dahulu . Jangan
mengangkat nasi atau lauk pauk dahulu , nanti mendapat anak tiri.
• Anak
gadis jangan suka makan di bendul, susah orang hendak meminang .
• Jangan
suka makan dengan meletakan piring di riba (pangkuan), nanti suami diambil
orang (bagi perempuan)
• Pantang
makan bertindih pinggan,nanti akan beristeri dua.
• Bila
makan di tempat orang kenduri,jangan di capai lauk yang letaknya jauh dari kita
.Ambil lauk yang dekat saja .
• Bila
makan di tempat orang kenduri , tidak boleh banyak meminta .
• Jangan
makan punggung beralas (menyandar) .
• Pantang
makan sambil berjalan . Makan sambil berjalan mendapat penyakit perut.
• Jangan
makan nasi di senduk (centong) ,nanti sulit mendapat rezeki . Menganggkat
hidangan,hendaklah dimulai dengan mengangkat gelas terlebih dahulu . Jangan
mengangkat nasi atau lauk pauk dahulu , nanti mendapat anak tiri.
• Anak
gadis jangan suka makan di bendul, susah orang hendak meminang .
• Jangan
suka makan dengan meletakan piring di riba (pangkuan), nanti suami diambil
orang (bagi perempuan)
Pantang larang penguat adab
• Pantang
tidur di tengah padang, nanti emaknya meninggal.
• Pantang
bersiul di dalam rumah, akan mengundang ular masuk rumah.
• Pantang
memanjat pohon yang sudah mati, kalau dilanggar perutnya buncit.
• Pantang
tertawa waktu Maghrib, akan dihampiri hantu.
• Anak
laki2 mestilah tahan
berpanas. Tujuannya melatih anak laki2 agar menjadi orang yang tahan lasak, yg siap menghadapi tantangan dalam kehidupanya
• Pantang
mengintip orang mandi, nanti matanya bertimbil .
• pantang menjahit pakaian melekat di
badan, nanti tak lepas utang.
• Pantang
menyanyi-nyanyi di dapur, nanti ia
akan dapat jodoh suami orang
tua.
• Pantang anak gadis memanjat pohon, nanti mayatnya sulit dikafani.
• Gadis pantang mencari kutu di tangga (di muka
pintu), kalau dilanggar akan merampas suami orang tua.
• Gadis
pantang bercelak malam, nanti mukanya
seperti hantu.
• Gadis pantang berbual di tangga, nanti dipinang orang hanya sampai di tangga
atau serambi saja.
• Tidak boleh minum sambil berdiri . Yang suka minum sambil berdiri
nanti akan jatuh ke kaki (bertekuk lutut).
• Gadis
pantang bangun lewat terbit matahari
(bangun siang). Gadis yang bangun terlambat akan sulit dapat jodoh.
• Jika
menyapu lantai, jangan sampai tersapu kaki nanti tertimpa sial dan majal.
• Pantang
meletakkan pinggan di telapak tangan saat makan, nanti akan merampas suami orang.
• Gadis
pantang memakai pakaian basah, nanti
badannya penuh kurap.
• Pantang
mengerat kuku di malam hari nanti
hidup sial.
• Pantang menyapu nasi rimah pada malam hari, nanti rezeki akan menjauh.
• Pantang makan berimah nanti nasinya
menangis.
Gestur yang dihindari
Menciptakan impresi yg baik dengan gestur2tertentu
yang perlu dihindari:
- Menyentuh
wajah.
Membuat jerawatan & menunjukkan Anda tak percaya diri, dan mengganggu perhatian lawan bicara. - Menghalangi
dada
Jangan memegang gelas (atau apa pun) di depan dada saat berbicara dengan orang lain. Anda akan terlihat defensif. - Tatapan
kosong.
Biasanya, kalau sudah bosan dgn apa yg dibicarakan orang lain, kita akan melamun dgn tatapan mata menerawang. Untuk menjaga perasaan si lawan bicara, biasakanlah utk mengontrol mata & wajah Anda, at least sampai menemukan ide utk menghentikan obrolan. - Mengepal.
Posisi telapak tangan yang mengepal adalah tanda bahwa orang tersebut sedang marah, frustasi, atau tidak setuju. - 5.
Membungkuk.
Tubuh membungkuk menandakan Anda tak memiliki ketertarikan dengan apa pun yang terjadi di depan Anda (termasuk saat sedang meeting!). Duduklah dengan tegak dan tunjukkan bahwa Anda terlibat dan tertarik dengan apapun yang sedang dibahas. - 6.
Mengetukkan jari.
Tak ada yang lebih menunjukkan kebosanan selain mengetuk-ngetukkan jemari di atas meja. Well, untuk menghindari itu Anda bisa menggosok-gosok tengkuk, serta menghadapkan badan dan kaki membelakangi meja. - 7. Menguap.
Untuk mencegah reaksi alami tubuh ini mungkin bukan pekerjaan mudah, ya? Tapi usahakanlah untuk menahannya, karena menguap biasanya mengindikasikan kelelahan dan rasa bosan. - (Majalah Cosmopolitan edisi
Juli 2012)